Laman

Senin, 31 Oktober 2011

Saat aku kurang bersyukur

Tit tit tit tit tit.......... bunyi alarm dari HP mengusik telingaku. Aaahhh....sudah pagi, pikirku sambil bersungut-sungut dalam hati. Kuraih HP yang tergeletak diatas meja kecil disamping tempat tidurku sambil kepalaku tetap menempel diatas bantal.  Kutekan salah satu tombol di HP untuk menghentikan keributan tersebut. Dan aku pun kembali memejamkan mata.

Tit tit tit tit tit.......... suara ribut kembali mengusik tidurku. Kumatikan alarm dari HP ku yang satunya lagi sambil badanku tetap menempel pada tempat tidur. Aku lanjutkan tidurku. Beberapa belas menit berlalu dan dalam keadaan setengah sadar pikiranku bergumul, “Ahh....hari ini aku bolos kerja saja ah....males banget rasanya.”

Rabu, 26 Oktober 2011

Kisah Yue Yue : Kisah Orang Samaria yang murah hati versi modern


Luk 10 : 25 – 37 (Orang Samaria yang murah hati)

(31) Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
(32) Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.  
(33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.    

Beberapa hari yang lalu, di dunia maya beredar sebuah rekaman video yang menghebohkan dan mengundang kecaman dari masyarakat dunia. Video tentang seorang balita perempuan berusia 2 tahun bernama Yue Yue yang menjadi korban tabrak lari. Balita malang itu dilindas oleh mobil sebanyak 2 kali dan diabaikan begitu saja oleh 19 orang yang melewatinya, dan akhirnya ditolong oleh ‘seorang Samaria yang baik hati’ yaitu seorang wanita pemulung.

Senin, 24 Oktober 2011

Dimatanya aku adalah seorang pemberontak...

“Goblok kamu itu! Mau jadi apa kamu? Kamu kok mau dibohongi oleh orang-orang pintar itu? Tidak mungkin kamu bisa kembali lagi ke Jawa. Bagaimana masa depanmu? Kalau hanya mendapat makan, untuk apa? Apa yang dibanggakan? ”

Kudengarkan saja kata-kata yang meluncur pedas dari seorang wanita di seberang sana. Kalimat-kalimat yang terucap di sela-sela tangisnya membuat hatiku pilu. Aku kuatkan hatiku. Aku tidak tahu lagi harus berkata apa. Aku hanya berkata dalam hati, “Roh Kudus, bantu aku...”

Rabu, 19 Oktober 2011

Roda selalu berputar

Luk 16 : 19 – 31 (Orang kaya dan Lazarus yang miskin)

(19) “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 
(20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 
(21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 
(22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 
(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.


Dalam perenungan saya, perikop tersebut menggambarkan bahwa ada seseorang yang sangat membutuhkan belas kasihan dari orang lain yang seharusnya mampu untuk membantu, akan tetapi ia tidak peka dan tidak peduli terhadap orang tersebut meski orang yang membutuhkannya itu berada sangat dekat dengannya. Ia tidak menyadari bahwa kapan saja keadaan bisa berbalik 180o , roda selalu berputar, ia tidak akan selalu berada diatas dan suatu saat ia pasti membutuhkan belas kasihan orang yang pernah tidak dipedulikannya itu. Saat ia menyadarinya, ternyata semuanya sudah terlambat. 

Saya pernah mengalami hal serupa, meski sedikit berbeda pada akhir ceritanya.

Saat aku menomorduakan Tuhan

  

Luk 10 : 25 - 37 (Orang Samaria yang murah hati)

(27) “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”


Ketika awal-awal baru menjadi Katolik dan cinta pada Tuhan begitu menggebu-gebu, setiap hari saya selalu bangun tidur jam 03.30 untuk berdoa pagi dan sebelum tidur saya selalu meluangkan waktu untuk berdoa dan berbincang-bincang dengan Tuhan minimal setengah jam. Memang tidak mudah. Seringkali rasa kantuk dan rasa lelah menggoda saya untuk lebih memilih nikmatnya terbang ke pulau kapuk yaitu tidur. Namun, saat itu saya berusaha untuk melawan godaan itu dengan segenap kekuatan saya. Hasilnya memang sungguh luar biasa. Saya merasakan kedamaian dan ketenangan yang luar biasa dalam menjalani hidup.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, saya merasa semakin terlena dengan kedamaian dan ketenangan yang saya rasakan.

Saat Tuhan tidak mengabulkan doaku

Luk 11 : 1 - 13 (Hal Berdoa)

(13) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.

Enam tahun yang lalu saya pernah berpacaran dengan seorang pria yang menurut saya terbilang sudah oke. Selain ganteng, postur tubuhnya ideal, beragama Katolik, sudah punya rumah sendiri pula padahal usianya terhitung masih sangat muda waktu itu. Dibandingkan mantan pacar saya sebelumnya dan beberapa pria yang pernah dekat dengan saya, dialah yang paling sempurna (waktu itu).

Kekuatiran

Luk 12 : 22 - 34 (Hal Kekuatiran)

(28) Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya!
(29) Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.

Tidaklah mudah mempraktekkan perintah Yesus untuk tidak kuatir dalam perikop diatas, apalagi dalam kondisi kehidupan saat ini dimana segala sesuatu diukur dengan materi. Kekuatiran akan hari esok saya alami sendiri saat ini.

Sebenarnya sudah cukup lama saya menginginkan pekerjaan sebagai fulltimer di sebuah yayasan atau karya sosial. Saya ingin mempunyai hidup yang lebih bermakna dibandingkan bekerja di sebuah perusahaan yang saat ini saya lakukan.

Perlukah mengaku dosa?

Mrk 2 : 1 - 12 (Orang lumpuh disembuhkan)

(5) Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anakKu, dosamu sudah diampuni!”

Dalam perenungan saya, orang lumpuh dalam perikop Mrk 2 : 1 – 12 menggambarkan manusia yang ‘lumpuh’ karena dosa-dosa yang sudah dilakukan. Orang yang lumpuh adalah orang yang tidak dapat berbuat apa-apa, tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri, tidak dapat menolong dirinya sendiri dan yang pasti orang lumpuh membutuhkan belas kasihan dan pertolongan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Demikian halnya dengan kita yang telah berdosa, butuh belas kasihan dan pertolongan Allah untuk membebaskan kita dari jerat dosa agar kita dapat mempunyai hidup yang berkenan di mata Allah.      

Saat saya semakin sering jatuh dalam dosa, saya merasa kehidupan rohani saya menjadi ‘lumpuh’. Saya begitu kecewa pada diri saya yang sudah membiarkan diri saya bernegosisasi dengan iblis sehingga saya jatuh dalam dosa berulang kali.