Sore itu, 15 Nopember 2013, gerimis yang telah reda masih menyisakan
kelembaban di kolong langit. Mendung masih menggelayut manja di
langit...seperti hatiku yang mendung. Aku duduk di kursi kayu di teras tempat
praktek dokter ternama yang baru saja kutemui ditemani oleh seorang suster. Tidak
ada kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaanku saat itu, karena aku
sendiri juga tidak tahu apa yang kurasakan. Baru setelah malam menjelang tidur,
aku menyadari perasaanku yang sebenarnya. Sedih. Karena apa? Karena ternyata
aku menangis.