Mama adalah payung keluarga. Kalimat
itu pertama kali kudengar dari adik perempuan mama saat menasehati aku tak lama
setelah mama berpulang ke Sang Empunya Hidup.
Aku percaya saja dengan yang
diucapkan bibiku itu meski belum 100 persen mencerna apa yang dimaksud.
Mengapa? Karena diucapkan oleh seorang anak yang sudah merasakan ditinggal
pergi ibunya untuk selama-lamanya.