Dalam diam aku duduk di jalan ini
Enggan hati untuk beranjak
Sebongkah batu menjadi takhtaku
Sebatang pohon menjadi sandarku
Diam...dalam perih...
Suara-suara bising tiada henti bergema
Didalam kepalaku
Didalam hatiku
Diluar kepalaku
Berteriak dan berbisik
Enggan hati untuk beranjak
Sebongkah batu menjadi takhtaku
Sebatang pohon menjadi sandarku
Diam...dalam perih...
Suara-suara bising tiada henti bergema
Didalam kepalaku
Didalam hatiku
Diluar kepalaku
Berteriak dan berbisik
Memanggil tuk terus berjalan
Mengajak tuk terus tinggal
Memanggil tuk memutar haluan
Di jalan ini
Aku tetap diam
Dalam perih
Lalu engkau lewat
Berjalan di jalanmu
Jalan beriring namun terpisah
Menyapaku dalam semu
Menemaniku dalam kata
Menemaniku dalam kata
Ditemani sang waktu
Kau meniupkan semilir kesejukan
Mengeringkan luka yang perih
Ditemani sang waktu
Engkau memberikan rasa
Tidak banyak waktumu
Tidak banyak waktuku
Karna sang waktu memaksa pergi
Memaksamu meneruskan perjalanan
Memaksaku meneruskan perjalanan
Perjalananku dan perjalananmu
Di jalan yang beriring
Namun terpisah
Karna kuingin menjadi suara dalam hatimu
Hanya sang waktu
Yang akan mempertemukan kita
Jika sang pemilik waktu berkata ya
Di alam nyata
Di jalan beriring
Namun terpisah
Terima kasih untuk hadirmu
Dalam diamku
Dalam perihku
Terima kasih untuk waktumu
Berjalanlah di jalanmu
Aku berjalan di jalanku
Merajut asa yang sama
Bersama sang pemilik waktu
*catatan sebuah hati - 16072013*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar