Teringat akan hari yang telah lalu
Saat ada gelora yang menggebu
Saat damai membuai jiwaku
Saat kesendirian menjadi waktu terindahku
Saat langkah tegas terkayuh
Mengejar mimpi meskipun jauh
Saat duka tak menjadikanku rapuh
Tiada terdengar suaraku mengaduh
Tiada kehampaan
Tiada kesesakan
Tiada kekuatiran
Tiada lara
Wahai Pemilik jiwaku
Ijinkan aku mengaduh dan bertanya
Mengapa semua harus berlalu
Mengapa ketidakberdayaan kini yang tersisa
Mengapa semua dirampas dariku
Hanya airmata menjadi hartaku
Hanya gelap mengelilingiku
Tak dapat kulihat arah langkahku
Mungkinkah aku kembali menjadi aku yang dulu
Bolehkah kurengkuh hidup yang pernah menjadi milikku
Dapatkah kumatikan rasa hatiku
Dan hatiku hanya menjadi milikku
Wahai Pemilik jiwaku
Aku menunggu tangan perkasa itu
Mematahkan rantai belenggu
Aku menunggu
Dan hanya bisa menunggu
Terus menunggu
Sampai kapan aku tak tahu
Semoga takkan lelah jiwaku
*catatan sebuah hati 01-10-2012*
Saat ada gelora yang menggebu
Saat damai membuai jiwaku
Saat kesendirian menjadi waktu terindahku
Saat langkah tegas terkayuh
Mengejar mimpi meskipun jauh
Saat duka tak menjadikanku rapuh
Tiada terdengar suaraku mengaduh
Tiada kehampaan
Tiada kesesakan
Tiada kekuatiran
Tiada lara
Wahai Pemilik jiwaku
Ijinkan aku mengaduh dan bertanya
Mengapa semua harus berlalu
Mengapa ketidakberdayaan kini yang tersisa
Mengapa semua dirampas dariku
Hanya airmata menjadi hartaku
Hanya gelap mengelilingiku
Tak dapat kulihat arah langkahku
Mungkinkah aku kembali menjadi aku yang dulu
Bolehkah kurengkuh hidup yang pernah menjadi milikku
Dapatkah kumatikan rasa hatiku
Dan hatiku hanya menjadi milikku
Wahai Pemilik jiwaku
Aku menunggu tangan perkasa itu
Mematahkan rantai belenggu
Aku menunggu
Dan hanya bisa menunggu
Terus menunggu
Sampai kapan aku tak tahu
Semoga takkan lelah jiwaku
*catatan sebuah hati 01-10-2012*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar