Aku awali hari ini dengan mengikuti misa harian di sebuah gereja tak jauh
dari tempat tinggalku. Sudah lama sekali aku tidak mengikuti misa harian di
pagi hari...mungkin hampir setahun lamanya. Lalu mengapa hari ini tiba-tiba aku
melakukannya lagi? Sebab hari ini adalah hari yang sangat penting bagiku dan
aku ingin mengawalinya bersama dengan Sang Pemberi Kehidupan dan mengucap
syukur kepadaNya dengan mengikuti misa kudus. Hmmm....aku bersyukur tinggal di
paroki yang mengadakan misa kudus setiap hari (^.^)
Hari ini, 3 Desember 2011, adalah hari yang bersejarah bagiku. Tepat 2
tahun yang lalu, seorang imam menuangkan air di dahiku sambil berkata, “Lea
Benedikta, aku membaptis engkau dalam nama Bapa, Putra, Roh Kudus.” Ya, tepat 2
tahun yang lalu aku resmi menjadi anggota Gereja Katolik. Dan hari ini aku memperingatinya (^.^)
Bagi beberapa orang mungkin hari pembaptisan bukanlah hari yang istimewa
untuk diperingati setiap tahunnya. Namun tidak demikian bagiku. Aku menganggap
setiap tanggal 3 Desember adalah hari yang istimewa. Bagiku hari pembaptisanku
adalah hari yang perlu untuk diperingati dan dikenang. Aku menyebutnya sebagai The New Beginning. Mengapa? Karena
dengan dibaptis seharusnya aku menjadi manusia baru dengan cara hidup baru yang
lebih baik, lebih kudus, dan lebih bermakna, sehingga diharapkan semakin menyerupai Tuhan
Yesus sendiri. Tapi hal itu tidaklah mudah. Dapat dipastikan semua orang pasti
mengalami jatuh bangun. Cara hidup yang baru itu perlu terus diperjuangkan
seumur hidup!!! Lalu bagaimana denganku?
Hal lain yang aku lakukan pada hari ini adalah melakukan refleksi. Ya, hari
ini aku melihat kebelakang perjalananku selama 2 tahun menjalani hidup sebagai
murid dan sekaligus anakNya. Apakah hidupku sudah sesuai dengan yang dikehendakiNya???
Tahun pertama bisa dikatakan cukup mulus dan cukup memuaskan, meski diawal
perjalanan mengalami sedikit ‘cobaan’ dan ditengah-tengah perjalanan terjadi
sedikit jatuh bangun. Mungkin karena masih fresh
from the oven kali yaaa... Namun memasuki tahun kedua perjalanan, semakin
sering aku mengalami kegagalan...kegagalan untuk menjadi seperti yang
dikehendaki Tuhan Yesus. Ya, semakin sering aku mengalami jatuh bangun...
**
Lea Benedikta adalah nama permandian yang aku pilih. Selain terdengar indah
ditelingaku, ada alasan lain mengapa aku memilih kedua nama itu diantara 1700
nama orang-orang kudus yang tercatat di Ensiklopedi Orang Kudus. Apa itu? Tentu
saja makna dibalik nama itu. Dengan menyandang nama kedua orang kudus itu tentu
saja aku berharap dapat meneladani cara hidup mereka yang positif dalam
kehidupan sehari-hari. Sejujurnya, hal-hal baik yang dimiliki oleh kedua orang
kudus itu tidak ada pada diriku. Ya, sangat bertolak belakang dengan diriku.
Semuanya adalah kekuranganku. Karenanya aku memilih kedua nama itu agar aku
dapat berubah (^.^)
Nama Lea kuambil dari nama seorang kudus yang merupakan murid dari St.
Hieronimus. Dia adalah seorang janda muda yang memimpin perkumpulan wanita yang
karya pokoknya berbuat amal (di Roma). Tentu saja aku tidak berharap akan menjadi
janda muda kelak, tapi aku berharap dapat menjadi orang yang murah hati seperti
dia. Selain itu, nama Lea berarti singa betina. Aku juga berharap meski aku
adalah seorang wanita, aku tidak menjadi wanita yang lemah melainkan tegar dan
tangguh seperti layaknya singa.
Nama Benedikta kuambil dari nama Benediktus Hitam, seorang budak-belian
Afrika yang akhirnya menjadi bruder Fransiskan yang bijaksana, penuh semangat
dan saleh, sehingga berhasil memperbaharui seluruh hidup biara meski ia sendiri
buta huruf. Ia juga terkenal dengan ketenangan dan kesabarannya. Nama Benediktus itu sendiri mempunyai arti yang diberkati (oleh Tuhan). Harapanku, aku
pun dapat menjadi orang yang tenang, sabar, bijaksana, penuh semangat dan saleh
seperti Benediktus Hitam dan menjadi orang yang diberkati oleh Tuhan.
Lalu apakah aku sudah bisa sungguh-sungguh meneladani kedua orang kudus
itu? Apakah aku sudah berubah menjadi orang yang tenang, sabar, bijaksana,
penuh semangat, saleh, murah hati, tegar, dan tangguh? Tanpa perlu berpikir
lama aku dapat mengatakan BELUM!!! Ternyata aku belum bisa!!! Aku masih sering
emosional, tidak sabaran, bersikap pelit, tidak berpikir panjang, kurang
empati, kurang tekun dalam doa dan Ekaristi. Ahh...sungguh sulit, namun aku
akan tetap berjuang untuk bisa berubah menjadi orang yang lebih baik (^.^)
**
Mungkin beberapa orang menganggap aku terlalu berlebihan (baca: lebay) dalam memaknai pembaptisanku. Tapi
memang demikianlah yang aku rasakan. Aku menganggapnya sebagai suatu anugerah
yang luar biasa yang aku terima dari Allah. Aku menganggapnya sebagai suatu bentuk
penyelamatan yang dilakukan Allah saat aku sedang asyik bermain-main dengan
maut. Ada sebuah lagu yang menurutku sangat cocok untuk menggambarkannya...
Dulu saya
jauh dari jalan surga
Orang
yang terhilang dan buta
Tapi oleh
cinta Tuhan beri sejaht’ra
Waktu
Yesus tolong saya
Waktu
Yesus tolong saya
Waktu
Yesus tolong saya
Saya
tersesatlah jika tiada Dia
Waktu
Yesus tolong saya
Waktu
putus asa
Tuhan
panggil saya
Bebaskanku
dari derita
Ku
dilepaskanNya dari rantai dosa
Waktu
Yesus tolong saya
Hatiku
senanglah sejak kupilih Dia
Angin
ributkupun lalulah
PadaNya
ku dapat selamat sentosa
Waktu
Yesus tolong saya
Ya, sebelum aku memutuskan untuk mengikutiNya dan menjadi anggota resmi
GerejaNya, kehidupanku adalah kehidupan yang penuh dengan kegelapan dan kotor.
Penuh dengan air mata dan tanpa harapan. Tanpa tujuan dan tanpa makna. Tersesat...
Tapi semenjak aku memutuskan untuk mencintaiNya dan mengikutiNya, perlahan-lahan
aku mulai menemukan tujuan hidup ini. Aku dituntunNya pada hidup yang lebih
bermakna. Tuhan Yesus telah menolongku...
Aku sadari banyak hal baik yang terjadi dalam hidupku selama 2 tahun
perjalanan mengikutiNya. Hal-hal luar biasa yang tak pernah terbayangkan sebelumnya
hadir mewarnai hidupku, seperti sebuah hadiah kejutan. Meski yang terjadi tidak
semuanya sesuai dengan harapanku, namun pada akhirnya aku mendapati bahwa semua
itu ada hikmahnya dan selalu berujung pada kebaikan. Ternyata ada begitu banyak
hal - meski seringkali juga berupa hal sederhana - yang patut disyukuri, namun
dalam prakteknya akhir-akhir ini aku kurang bersyukur, malah sering mengeluh
dan bersungut-sungut.
**
Tuhan Yesus memang telah melepaskan aku dari rantai dosa masa lalu, namun
kelemahanku sebagai manusia seringkali membuat aku masuk kembali kedalam jerat
dosa. Berulang kali aku menyesal dan mengakui dosa-dosaku, namun berulang kali
pula aku kembali jatuh kedalam dosa yang sama. Sungguh mengecewakan!!! Namun
aku selalu diberi kesempatan untuk memulai dari awal lagi olehNya. Dan meski
jatuh bangun mewarnai hidupku, aku masih memiliki harapan. Harapan akan
keselamatan... Ya, bersamaNya aku selalu memiliki harapan... (^.^)
Aku jadi teringat sebuah tulisan yang dibuat oleh seorang imam yang membimbingku. Manusia dan dosanya itu seperti gambaran
seekor anjing bernama Chiko yang sudah dimandikan bersih oleh pemiliknya namun
setelah bersih anjing itu kembali berguling-guling di tanah sehingga badannya
menjadi kotor lagi. Aku pun seperti Chiko. Saat pembaptisan dan saat pengakuan
dosa aku sudah dibersihkan dari noda dosa oleh Tuhan Yesus, namun setiap kali pula
sesudahnya aku kembali berguling-guling dalam lumpur dosa.
Aku menyadari bahwa sampai dengan saat ini aku masih sering jatuh. Namun
aku akan terus memohon rahmatNya agar aku dapat terus berjuang untuk bangkit
kembali. Berjuang untuk menjadi manusia yang layak dimataNya. Aku tidak ingin
menyia-nyiakan penyelamatan yang sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus terhadapku 2
tahun yang lalu... Aku juga berharap tidak akan pernah mengkhianatiNya
walau apapun yang terjadi, tidak akan pernah menukarNya dengan hal apapun di
dunia yang hanya sementara ini. Semoga aku dapat tetap setia sampai akhir... Amin. (^.^)
** Surabaya, 3 Desember 2011**
Bagus. Mengingatkan saya akan pesan St. Paulus: "Sebab itu aku menasihatkan kamu..., supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu" (Ef 4:1). Kita senantiasa berusaha setiap hari untuk berpantas diri dengan panggilan Tuhan, memelihara mutiara rohani sebagai murid Kristus.
BalasHapusTerima kasih, romo... Amin amin amin :)
BalasHapus