Laman

Minggu, 26 Februari 2012

Emosi...emosi...aku emosiiiii.......!!!!



Belum genap sepekan aku menjalani masa prapaskah tapi kegagalan sudah menyambutku. Baru juga memasuki hari kedua hati ini sudah tidak bisa diajak kompromi. Emosi...emosi...aku emosiiiii.......!!!!

Entah mengapa beberapa minggu terakhir ini aku bete banget terhadap salah seorang ‘petinggi’ yang ada di kantorku. Setiap kali melihatnya emosi ini bawaannya langsung nyolot aja....kayak api disiram bensin...


Aku merasa tidak terima dan jengkel banget karena sering disuruh-suruh oleh dia padahal dia bukan atasanku, dan dia sebenarnya punya banyak sekali anak buah yang harusnya bisa diperintah-perintah. Awalnya aku hanya bermaksud membantu karena saat itu dia masih baru dan masih mempunyai sedikit anak buah. Tapi lama kelamaan kok everlasting sampai detik ini ya.... padahal jumlah anak buahnya sudah membludak.

Alhasil, saat masa prapaskah pun aku tetap terhanyut dalam luapan amarah.

Masa prapaskah seharusnya diisi dengan pertobatan, puasa, dan pantang. Selama masa pertobatan ini seharusnya aku bisa mengekang segala hawa nafsu yang tidak baik, tapi ternyata baru saja memasuki hari kedua aku sudah marah-marah didalam hati, bersungut-sungut, dan membicarakan keburukannya pada teman-temanku saat curhat. Ahh...apa gunanya aku berpuasa dan berpantang kalau hatiku tetap dipenuhi dengan amarah? Apa gunanya aku menahan lapar kalau aku tidak bisa menahan hawa nafsu. Puasa dan pantangku tidak akan lagi berkenan dihadapanNya. Bukannya bertobat tapi malah menambah daftar dosa. Capek deehhh....

Saat hati ini terasa membara karena terbakar emosi, sebenarnya sayup-sayup kudengar bisikan hatiku agar aku berhenti dan kembali mengingat esensi masa prapaskah. Sepanjang hari hati ini terus bergumul. Terbersit rasa sesal dan kecewa karena sudah kalah dalam pertarungan melawan godaan si jahat. Maka aku pun bertekad untuk memulai awal yang lebih baik keesokan harinya.

Esoknya aku berusaha lebih keras untuk tidak gagal lagi, tapi rupanya usahaku tidak berhasil sepenuhnya. Melihatnya membuka pintu dan berjalan kearahku saja hati ini sudah mendongkol. Ahh.... Sulit sekali...

Hari ini adalah puncaknya. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku tidak bisa lagi berpura-pura untuk tidak jengkel dan marah. Karena sudah tak terbendung lagi, aku pun meluapkan emosiku dalam status Facebook. Grrr.....

Aku sedih sekali...aku telah gagal...
Aku pun mencoba untuk instropeksi diri...mengapa aku seperti ini? Aku tidak mau terus seperti ini.

Menyimpan amarah didalam hati sungguh menyiksa. Tidak ada damai dalam hati, tidak nyaman dalam bekerja, merusak hubungan dengan orang yang bersangkutan, dan membuat aku selalu negative thinking terhadap yang orang bersangkutan. Fiuuuhhh....

Kalau dipikir-pikir lagi sebenarnya semua ini terjadi karena aku tidak bisa ikhlas dan tidak bisa rendah hati. Sebenarnya hal ini adalah hal sepele dan tidak perlu dibesar-besarkan. Seandainya aku bisa mengalah dan menerima dengan ikhlas, pasti tidak akan ada perasaan jengkel seperti ini. Alangkah baiknya kalau aku melihat dengan kaca mata positif. Kalau saja aku melakukan tugas yang diperintahkannya dengan anggapan bahwa aku sedang berbuat kebaikan atau membantu sesama yang membutuhkan kebaikanku, maka aku tidak akan merasa bahwa aku sedang dimanfaatkan. Toh aku juga tidak rugi apa-apa, paling-paling hanya sedikit lebih capek. Gitu aja kok repot??? Weleh weleh....

Hari ini aku kembali teringat tulisan yang tertera di sebuah kemasan roti pemberian teman beberapa hari yang lalu “Jika kau mempunyai kemampuan untuk berbuat baik kepada orang yang memerlukan kebaikanmu, janganlah menolak untuk melakukan hal itu”.

Ya ampun... mengapa aku sudah menolak untuk melakukan kebaikan terhadap dia? Meski tidak dengan kata-kata tapi aku sudah menolak dengan hati, pikiran, dan sikap. Hadeeehhh.....

Aku merasa malu sekali, aku merasa sudah mencoreng wajahNya. Masakan wajah murid Kristus seperti ini? Tidak bisa rendah hati, tidak bisa lemah lembut, tidak bisa ikhlas menolong orang lain. Perhitungan!!! Apakah itu yang diajarkan olehNya? Tentu saja tidak!!!

Ayo semangat! Besok harus bisa lebih baik lagi! Jangan mau dikalahkan lagi oleh si jahat!!! Semoga :)

Bantu aku ya Tuhanku...pleaseee....


**catatan refleksi 25 Pebruari 2012**






Tidak ada komentar:

Posting Komentar