Shock, kecewa, sedih, tidak percaya, campur aduk menjadi satu.
Perasaan-perasaan itulah yang kurasakan beberapa waktu terakhir ini. Galau!
Dua minggu yang lalu, seorang teman menyampaikan sebuah kebenaran kepadaku.
Sebuah kebenaran yang tak pernah sedetikpun terlintas dalam pikiranku. Sebuah
kebenaran yang menyakitkan!!!
Orang yang sangat kukagumi, kubanggakan, kuharapkan, kupercaya, ternyata
tidak seperti yang kubayangkan. Aku seperti kehilangan pegangan.... Limbung...
Ingin rasanya aku tidak mempercayainya, tapi beberapa hari yang lalu
seseorang yang kata-katanya dapat dipertanggungjawabkan telah mengiyakan
kebenaran itu. Bahkan membukakan mataku lebih lebar lagi.
Sebelumnya seorang teman memang pernah menyampaikan kabar miring
tentangnya, tapi saat itu aku menutup mata dan tidak mau percaya. Aku
menganggapnya sebagai sebuah gosip murahan untuk menjatuhkan.
Sebenarnya ini bukan kali pertama aku mendengar hal seperti ini. Beberapa
bulan sebelumnya aku juga mendengar sebuah berita miring tentang seorang teman
yang selama ini tampak baik, tulus, dan jujur dimataku. Saat itu aku tidak
percaya sebab aku tidak pernah mendapatinya sendiri. Tapi yang menyampaikan
berita itu adalah dia yang mengaku sebagai saksi dan korban. Pernyataan dari
seorang teman lain juga seolah-olah memperkuat kebenaran berita miring itu. Ahhh....
bagaimana dia bisa seperti itu? Siapa yang harus kupercaya?
Tidak hanya itu. Beberapa minggu terakhir ini aku dan teman-teman kos juga
mendapati kebohongan dan kecurangan yang dilakukan oleh pengurus kos-kosan
tempat kami tinggal. Sebuah kebenaran yang
terkuak setelah bertahun-tahun terkubur dalam lumpur dusta.
Sebenarnya sudah lama aku menyimpan kecurigaan itu, akan tetapi dulu aku selalu
berusaha menepisnya. Aku kuatir semua itu hanyalah tuduhan tanpa bukti dan aku
yang terlalu negative thinking.
Apalagi aku melihat sikap dan cara berbicara pengurus kos yang manis dan sopan selama ini. Sepertinya tidak
mungkin dia berbuat seperti itu.
Rangkaian kabar miring yang aku dengar secara berturutan akhir-akhir ini dan
kebenaran-kebenaran yang menyakitkan yang aku dapati, membuatku
bertanya-tanya...masih adakah orang yang bisa kupercaya?
Ya Tuhan, kebenaran ini sungguh menyakitkan...
Selama ini mungkin aku terlalu naif, menganggap semua orang itu baik...sesuai
dengan tampilan luarnya. Tapi ternyata yang aku dapati hanyalah penilaian yang
salah besar. Yang aku lihat hanyalah topeng-topeng yang terpasang di wajah.
Tuhan, siapa yang harus aku percayai???
Mengapa akhirnya kudapati orang-orang disekelilingku memakai topeng di
wajahnya?
Aku tersentak. Aku pun bertanya pada diriku sendiri. Jangan-jangan aku juga
seperti itu? Apakah selama ini ada topeng yang menutupi wajahku?
Ya Tuhan, aku tahu, Engkau hanya melihat hatiku. Seribu lapis topeng yang
menutupi wajahku tak akan mampu menyembunyikan diriku yang sesungguhnya. MataMu
melihat menembus lapisan-lapisan topeng dan kemasan yang menutup ragaku.
Jika memang ada topeng yang menempel di wajahku, bantulah aku untuk
melepaskannya, ya Tuhan...
Jika memang ada kepalsuan yang membungkus diriku, berikanlah aku keberanian
untuk mengoyaknya, ya Tuhan...
Agar tak ada lagi yang dikecewakan...
Agar tak ada lagi yang merasa tertipu...
Agar tak ada lagi yang bertanya, “Masih adakah yang dapat kupercaya di
dunia ini?”
Agar tak ada lagi kebenaran yang menyakitkan...
Ya...setidaknya tidak oleh diriku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar