Laman

Rabu, 04 Januari 2012

Kebenaran yang menyakitkan

Shock, kecewa, sedih, tidak percaya, campur aduk menjadi satu. Perasaan-perasaan itulah yang kurasakan beberapa waktu terakhir ini. Galau!

Dua minggu yang lalu, seorang teman menyampaikan sebuah kebenaran kepadaku. Sebuah kebenaran yang tak pernah sedetikpun terlintas dalam pikiranku. Sebuah kebenaran yang menyakitkan!!!

Orang yang sangat kukagumi, kubanggakan, kuharapkan, kupercaya, ternyata tidak seperti yang kubayangkan. Aku seperti kehilangan pegangan.... Limbung...

Ingin rasanya aku tidak mempercayainya, tapi beberapa hari yang lalu seseorang yang kata-katanya dapat dipertanggungjawabkan telah mengiyakan kebenaran itu. Bahkan membukakan mataku lebih lebar lagi.  

Sebelumnya seorang teman memang pernah menyampaikan kabar miring tentangnya, tapi saat itu aku menutup mata dan tidak mau percaya. Aku menganggapnya sebagai sebuah gosip murahan untuk menjatuhkan.

Sebenarnya ini bukan kali pertama aku mendengar hal seperti ini. Beberapa bulan sebelumnya aku juga mendengar sebuah berita miring tentang seorang teman yang selama ini tampak baik, tulus, dan jujur dimataku. Saat itu aku tidak percaya sebab aku tidak pernah mendapatinya sendiri. Tapi yang menyampaikan berita itu adalah dia yang mengaku sebagai saksi dan korban. Pernyataan dari seorang teman lain juga seolah-olah memperkuat kebenaran berita miring itu. Ahhh.... bagaimana dia bisa seperti itu? Siapa yang harus kupercaya?

Tidak hanya itu. Beberapa minggu terakhir ini aku dan teman-teman kos juga mendapati kebohongan dan kecurangan yang dilakukan oleh pengurus kos-kosan tempat kami tinggal. Sebuah kebenaran yang  terkuak setelah bertahun-tahun terkubur dalam lumpur dusta.

Sebenarnya sudah lama aku menyimpan kecurigaan itu, akan tetapi dulu aku selalu berusaha menepisnya. Aku kuatir semua itu hanyalah tuduhan tanpa bukti dan aku yang terlalu negative thinking. Apalagi aku melihat sikap dan cara berbicara pengurus kos yang  manis dan sopan selama ini. Sepertinya tidak mungkin dia berbuat seperti itu.

Rangkaian kabar miring yang aku dengar secara berturutan akhir-akhir ini dan kebenaran-kebenaran yang menyakitkan yang aku dapati, membuatku bertanya-tanya...masih adakah orang yang bisa kupercaya?

Ya Tuhan, kebenaran ini sungguh menyakitkan...

Selama ini mungkin aku terlalu naif, menganggap semua orang itu baik...sesuai dengan tampilan luarnya. Tapi ternyata yang aku dapati hanyalah penilaian yang salah besar. Yang aku lihat hanyalah topeng-topeng yang terpasang di wajah.

Tuhan, siapa yang harus aku percayai???
Mengapa akhirnya kudapati orang-orang disekelilingku memakai topeng di wajahnya?

Aku tersentak. Aku pun bertanya pada diriku sendiri. Jangan-jangan aku juga seperti itu? Apakah selama ini ada topeng yang menutupi wajahku?

Ya Tuhan, aku tahu, Engkau hanya melihat hatiku. Seribu lapis topeng yang menutupi wajahku tak akan mampu menyembunyikan diriku yang sesungguhnya. MataMu melihat menembus lapisan-lapisan topeng dan kemasan yang menutup ragaku.

Jika memang ada topeng yang menempel di wajahku, bantulah aku untuk melepaskannya, ya Tuhan...
Jika memang ada kepalsuan yang membungkus diriku, berikanlah aku keberanian untuk mengoyaknya, ya Tuhan...

Agar tak ada lagi yang dikecewakan...
Agar tak ada lagi yang merasa tertipu...
Agar tak ada lagi yang bertanya, “Masih adakah yang dapat kupercaya di dunia ini?”
Agar tak ada lagi kebenaran yang menyakitkan...

Ya...setidaknya tidak oleh diriku...


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar