Laman

Rabu, 29 Mei 2013

Wafer untuk penghuni Liponsos



Masih melekat kuat dalam ingatanku, sebuah pengalaman berkesan saat aku berkunjung ke Liponsos (Lingkungan Pondok Sosial), Keputih, Surabaya, pada akhir bulan Maret 2013 yang lalu. Pengalaman pertama berinteraksi dengan para wanita penderita gangguan kejiwaan yang ‘diamankan’ disana.

Bintang



‘Kan kuabaikan sgala hasratku
Agar kaupun tenang dengannya
Kupertaruhkan semua ragaku demi dirimu, bintang
Biarkan kumenggapaimu, memelukmu, memanjakanmu
Tidurlah kau di pelukku, di pelukku, di pelukku
Biar kupendam sgala hasratku ‘tuk miliki dirimu
Karna semua tlah tersiratkan
Dirimu bukan milikku
Biarkan kumenggapaimu, memelukmu, memanjakanmu
Tidurlah kau di pelukku, di pelukku, di pelukku
Hingga kau mimpikan aku, mimpikan kita, mimpikan kita
Jangan pernah kau terjaga dari tidurmu di pelukanku

 ***
Bintang...adalah judul dari lagu yang mengalun dari netbook yang ada di hadapanku malam ini. Menggambarkan seorang pria yang begitu mencintai dan menginginkan seorang wanita, bahkan saking tingginya menilai wanita itu maka wanita itu diibaratkan bintang.

Sebenarnya sejak dulu aku sangat menyukai lagu ini karena enak didengar. Namun beberapa bulan yang lalu, selain enak didengar, aku merasa lirik lagu ini sangat pas menggambarkan apa yang sedang kualami.

Setahun yang lalu aku pernah mencintai seorang pria. Menurut pengakuannya dia pun pernah mencintaiku. Namun aku harus kehilangannya. Setelah melewati proses yang lama selama berbulan-bulan dan menyakitkan, aku mengetahui bahwa dia lebih memilih wanita lain. Saat itu aku merasa lirik lagu ini sangat cocok dengan perasaanku. Ya, dulu aku menganggap pria itu seperti bintang. Cintanya ingin kuperjuangkan, kudapatkan, kupertahankan.