Laman

Rabu, 29 Mei 2013

Bintang



‘Kan kuabaikan sgala hasratku
Agar kaupun tenang dengannya
Kupertaruhkan semua ragaku demi dirimu, bintang
Biarkan kumenggapaimu, memelukmu, memanjakanmu
Tidurlah kau di pelukku, di pelukku, di pelukku
Biar kupendam sgala hasratku ‘tuk miliki dirimu
Karna semua tlah tersiratkan
Dirimu bukan milikku
Biarkan kumenggapaimu, memelukmu, memanjakanmu
Tidurlah kau di pelukku, di pelukku, di pelukku
Hingga kau mimpikan aku, mimpikan kita, mimpikan kita
Jangan pernah kau terjaga dari tidurmu di pelukanku

 ***
Bintang...adalah judul dari lagu yang mengalun dari netbook yang ada di hadapanku malam ini. Menggambarkan seorang pria yang begitu mencintai dan menginginkan seorang wanita, bahkan saking tingginya menilai wanita itu maka wanita itu diibaratkan bintang.

Sebenarnya sejak dulu aku sangat menyukai lagu ini karena enak didengar. Namun beberapa bulan yang lalu, selain enak didengar, aku merasa lirik lagu ini sangat pas menggambarkan apa yang sedang kualami.

Setahun yang lalu aku pernah mencintai seorang pria. Menurut pengakuannya dia pun pernah mencintaiku. Namun aku harus kehilangannya. Setelah melewati proses yang lama selama berbulan-bulan dan menyakitkan, aku mengetahui bahwa dia lebih memilih wanita lain. Saat itu aku merasa lirik lagu ini sangat cocok dengan perasaanku. Ya, dulu aku menganggap pria itu seperti bintang. Cintanya ingin kuperjuangkan, kudapatkan, kupertahankan.


Namun malam ini, saat kudengar lagi lagu ini setelah kurang lebih 2 bulan tidak mendengarnya, aku merasa konyol. Aku menertawakan diriku, kebodohanku. Dulu aku sudah bercucuran begitu banyak air mata untuk meratapi pria itu...bintangku. Tapi pada akhirnya aku mengetahui dari seorang sahabat yang kebetulan pernah menjadi tempat curhat pria itu, bahwa selama ini dia sudah dengan sadar mempermainkan perasaanku dan memanfaatkanku untuk kesenangan dan kepentingan pribadinya. Dia tak pernah dengan tulus berada di sisiku. Begitu bodohnya aku sudah menganggap dia sebagai bintang yang perlu kuperjuangkan untuk kumiliki.

Kini kusadari bahwa Tuhan sudah menyelamatkanku. Dengan tidak mengijinkan pria itu untuk kumiliki, Tuhan sudah membebaskanku dari cengkeraman pria yang berniat jahat terhadapku. Terlebih lagi, belakangan aku baru mengetahui bagaimana sepak terjangnya yang sudah menyakiti banyak orang demi tujuan pribadinya. Belum lagi kebiasaannya yang tak pernah lepas dari wanita dan minuman keras. Selama ini mataku sudah dibutakan oleh cinta. Dia ternyata bukanlah pria yang baik untuk dijadikan pasangan hidup. Syukur pada Allah sekarang aku sudah bisa melihat semuanya dengan jelas.

Dulu, saat aku harus kehilangan dia, aku merasa sangat menderita. Namun ternyata, dibalik penderitaan itu Tuhan sedang menyelamatkan aku. Tak dapat kubayangkan, bagaimana akan menderitanya kelak jika aku menikah dengannya. Saat ini aku sungguh-sungguh bersyukur bahwa aku berpisah dengannya. Tak ada penyesalan dan tak ada keinginan untuk bersamanya lagi.

Ampuni aku ya Allah, kalau dulu aku pernah memaksakan kehendakku. Seharusnya aku selalu yakin dan ingat bahwa Engkau senantiasa ingin memberikan yang terbaik untukku...bahwa rencanaku bukanlah rencanaMu...namun rencanaMu sudah pasti yang terindah dan terbaik untuk hidupku.


Prigen, 17 Mei 2013

  






Tidak ada komentar:

Posting Komentar