Laman

Jumat, 21 November 2014

Jangan Singgah Di Hatiku

Didekatmu kuhanya tertunduk membisu
Ingin kuukir senyum tapi tak mampu
Kuhanya bisa tersenyum didalam hati

Kulihat engkau berlari mendahului hujan
Kuhanya menatap punggungmu dari kejauhan
Serasa jiwa ini pergi berlari bersamamu

Di Sudut Kecil Hatiku

Semalam engkau menyapaku dalam tidur
Hadirmu membangkitkan rasa yang lama terpendam
Menghadirkan ingatan akan pesonamu
Jejakmu ternyata tak pernah terhapus
Hanya terkubur dibawah debu halus waktu

Angin mimpi yang berhembus tak terduga
Menguak kembali jejak yang telah kautinggalkan
Hati ini sontak bergemuruh
Menggoncang lembut namun pasti
Riak kerinduan pun membasahi dinding hatiku

Di Ujung Jalan Yang Seakan Tak Berujung

Jiwamu resah hatimu gelisah
Luka-lukamu senantiasa berdarah
Dimanakah senyuman indah
Dimanakah wajah yang cerah
Dimanakah gairah

Mereka pun mempertanyakan

Melukis Langit Dengan Bayangmu

Hari-hariku dipenuhi kerinduan padamu
Pikiranku diwarnai oleh wajahmu
Telingaku dibuai oleh suaramu
Hatiku disesaki oleh cinta untukmu
Setiap saat aku melukis langit dengan bayang-bayang dirimu
Hanya mimpiku yang menghadirkanmu

Hanya Satu Persembahan

Seandainya bisa...
Kubagi ragaku...kubagi hatiku...
Sama rata...sama rasa...
Tapi tak bisa...

Seandainya bisa...
Kucipta bahagia untuk semua
Tiada yang kecewa
Tapi tak bisa...

Merindukan Keheningan

Merindukan keheningan
Saat aku hanya berdua denganMu
dalam tenang...
Saat aku menyapaMu
dalam tenang...
Saat aku mencurahkan isi hatiku kepadaMu...
dalam tenang...

Semoga Takkan Lelah Jiwaku

Teringat akan hari yang telah lalu
Saat ada gelora yang menggebu
Saat damai membuai jiwaku
Saat kesendirian menjadi waktu terindahku

Saat langkah tegas terkayuh
Mengejar mimpi meskipun jauh
Saat duka tak menjadikanku rapuh
Tiada terdengar suaraku mengaduh

Berjalan Beriring Namun Terpisah

Dalam diam aku duduk di jalan ini
Enggan hati untuk beranjak
Sebongkah batu menjadi takhtaku
Sebatang pohon menjadi sandarku
Diam...dalam perih...


Suara-suara bising tiada henti bergema
Didalam kepalaku
Didalam hatiku
Diluar kepalaku
Berteriak dan berbisik

Hanya Engkaulah Cukup

Aku sudah melakukan bagianku
Kini...
Bolehkah aku menungguMu melakukan bagianMu?
Hanya Engkau tempatku bersandar
Hanya Engkau satu-satunya pengharapanku
Dengarkanlah seruanku ini

Sepasang Kaki dan Cahaya

Sepasang kaki
Berjalan tak tentu arah
Ikut saja angin berhembus

Sepasang kaki
Berdarah
Terantuk batu

Sebuah suara memanggil
“Kemarilah! Arahmu salah! Agar kau tak terantuk lagi!”
Sepasang kaki berlari
Sepenuh hati
Bahagia

Jumat, 07 November 2014

Gadis Pembersih Toilet



Ayunan langkahku mulai terasa berat. Otot-otot kakiku terasa mulai lemas dan kepayahan menopang berat tubuhku. Ingin rasanya segera sampai di rumah. Mandi untuk menghilangkan gerah dan penat tubuh, makan indomie goreng untuk mengisi perut yang terasa lapar, dan segera meletakkan tubuh di pembaringan. Hanya itu yang kuinginkan saat itu. 2 jam berkeliling-keliling di sebuah mall untuk mencari pakaian kerja yang cocok sepulang kerja ternyata sudah menguras energiku. Hmmm.. tubuhku mulai memberikan sinyal bahwa usia ini tak lagi muda rupanya hehehe... Dulu saat masa-masa kuliah seharian berkeliling dari mall ke mall adalah hal mudah bagiku, tapi kalau saat ini kulakukan hal itu mungkin aku bisa ngesot karena tak sanggup lagi berjalan hehehe...

Kamis, 28 Agustus 2014

Paket Baju Bekas



 Malam itu aku masuk ke dalam kantor sekretariat yayasan dengan agak lemas dan perasaan jengkel bercampur sesal. Dalam perjalanan tadi aku ditilang polisi! Sial banget pikirku. Jengkel karena aku tidak tahu kalau aku telah melakukan suatu pelanggaran. Ya sudahlah...anggap saja sebagai pembelajaran, demikian aku berusaha menghibur diriku sendiri.

Sesampainya di ruangan rapat, kulihat beberapa teman sudah duduk disana. Belum juga melepaskan jaket dan meletakkan tas, seorang teman yang duduk di sebelah ujung meja memanggilku untuk mendekat. Lalu dia menyerahkan sebuah paket untukku. Sebuah paket dibungkus kertas kado bermotif warna warni lengkap dengan plastik bertuliskan nama sebuah ekspedisi pengiriman. Katanya baru datang tadi siang.

Senin, 25 Agustus 2014

Sisa Gaji



“Saya bawa dulu ya mbak. Saya mau ambil gajinya Mbak Min”.
“Oh, yang di kantor lamanya ya?”
“Ya mbak...”
“Semoga sukses ya pak...”

Itulah sepenggal percakapanku dengan Pak Yudi, suami Mbak Min - seorang petugas kebersihan part-timer di kantor tempatku bekerja.

Sore itu, Pak Yudi meminjam motorku untuk pergi melihat lokasi borongan rumah sekaligus mengambil sisa gaji istrinya yang masih tertahan di tempat kerjanya yang lama. Gaji 6 hari kerja plus uang lemburan sebagai petugas kebersihan yang sudah 1 tahun lebih tak kunjung dicairkan oleh majikannya. Jika ditotal berkisar Rp. 600.000,- Tanpa alasan yang jelas uang itu tidak juga diberikan oleh majikannya padahal Mbak Min sudah mengundurkan diri sejak Lebaran tahun 2013.

Kamis, 03 Juli 2014

Suatu Malam Di Restoran

Siang itu, 23 Juni 2014, kakak iparku menghubungiku dan mengajakku untuk menemaninya mencari kado untuk kakakku yang sedang berulang tahun pada hari itu. Maka sorenya, segera setelah aku sampai di rumah sepulang kerja, aku segera mandi dan bersiap lalu menunggu kakak iparku datang menjemput.

Sekitar pukul 17.30 kami meluncur menuju ke gereja St. Maria Tak Bercela untuk terlebih dahulu mengikuti misa harian sesuai permintaan kakak iparku. Mungkin di hari yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahan mereka yang kedua belas itu, kakak iparku mempunyai ujub doa khusus yang ingin didoakan dalam perayaan ekaristi. Lalu, setelahnya kami segera meluncur menuju Plaza Tunjungan untuk mencari barang yang akan dijadikan kado. Setelah berputar-putar sekitar 1 jam, kami tidak menemukan barang yang cocok. Lalu kakak iparku mengajak untuk berpindah tempat ke Galaxy Mall padahal waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 dan mataku sudah terasa berat dan perutku sudah meraung-raung minta diisi. Apa boleh buat, aku hanya bisa menuruti saja.