Laman

Sabtu, 12 November 2011

Berbagi dari kekurangan

Luk 9 : 10 - 17 (Yesus memberi makan lima ribu orang)

(13) Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Kamu harus memberi mereka makan!” Mereka menjawab: “Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini.”
(16) Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-muridNya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak.
(17) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.


Beberapa bulan yang lalu seorang teman relawan di sanggar kami ingin merayakan ulang tahunnya dengan cara berbagi sesuatu dengan anak-anak pinggiran yang kami dampingi. Akhirnya, kami merencanakan untuk mengajak anak-anak tersebut berkunjung ke Museum Tugu Pahlawan. Hitung-hitung berbagi kesenangan dengan mengajak mereka rekreasi sambil belajar untuk mengisi liburan sekolah.


Setelah mengkalkulasi jumlah uang yang kami miliki dan jumlah pengeluaran, ternyata dana yang kami miliki minus. Namun kami bertekad untuk tetap dapat menyelenggarakan acara tersebut. Kami berusaha mencari berbagai cara agar dengan uang seadanya tersebut acara tetap dapat berlangsung. Kami menghubungi beberapa orang kenalan dengan harapan ada diantara mereka yang tergerak hatinya untuk menyumbang atau memberikan informasi mengenai transportasi dan konsumsi murah. Kami juga menghubungi beberapa persewaan bis, tetapi harga yang ditawarkan tidak ada yang murah.

Akhirnya, Allah membukakan jalan bagi kami. Seorang teman bersedia untuk memasakkan makan siang untuk 100 orang dengan budget Rp. 200.000,- Tidak hanya itu, beberapa teman dan kenalan yang lain ada yang menyumbang snack, air mineral, bis mini, dan uang untuk sewa bemo. Ada juga yang meminjamkan mobil untuk transport. Dan ternyata yang diberikan Allah kepada kami melebihi dari jumlah yang kami butuhkan. Karena banyak sumbangan, maka masih ada sisa uang ratusan ribu rupiah.

Dalam Luk 9 : 10 – 17 Yesus mengajarkan kepada kita untuk berbagi dari yang sedikit. Kita juga diminta untuk meneruskan berkat yang kita terima dari Allah kepada orang lain yang membutuhkan. Pada awalnya para murid tidak bersedia memberikan sedikit makanan yang ada pada mereka untuk dibagikan kepada orang banyak (ayat 13), namun setelah mereka mau menyerahkannya kepada Yesus, Yesus membuat apa yang sedikit itu menjadi berlimpah dan mencukupi kebutuhan (ayat 16), bahkan berlebih-lebih (ayat 17).  

Dengan uang seadanya (sedikit), kami para relawan sanggar berusaha menyenangkan anak-anak itu dengan berbagi rejeki dan sukacita. Hal ini seperti yang diperintahkan oleh Yesus dalam ayat 13, yaitu Yesus memerintahkan para murid untuk memberi makan orang banyak meski para murid tidak mempunyai cukup makanan. Dan ketika kami ikhlas untuk berbagi atau memberikan uang yang sedikit itu, Yesus pun mengubahnya menjadi berlimpah sehingga kami dapat memberangkatkan 100 orang ke Tugu Pahlawan. Bahkan masih ada sisa uang.

Dari perikop diatas kita dapat melihat bahwa Yesus menghendaki kita untuk tidak diam saja ketika ada sesama yang membutuhkan, melainkan aktif membantu dan berbagi dengan cara menjadi saluran berkat yang sudah kita terima dari Allah. Ketika ada sesama yang membutuhkan, kita tidak dapat hanya diam saja dan memohon kepada Allah untuk menolongnya, melainkan kita yang harus turun tangan menjadi perpanjangan tangan Allah. Meski apa yang kita miliki tidaklah berlebihan, atau malah cenderung kurang, kita diajak untuk tidak perlu kuatir berbagi. Karena ketika kita ikhlas untuk berbagi dari kekurangan kita, Allah akan bekerja dengan caraNya yang ajaib dan memberikan lebih banyak berkat lagi sehingga semakin banyak orang yang dapat terbantu.

Berkat yang dapat kita bagikan pun tidak melulu berupa materi. Kita juga bisa berbagi kesenangan, waktu, perhatian, kasih, kesempatan, dan masih banyak lagi hal lain yang dapat kita bagikan untuk sesama sesuai kebutuhannya. Marilah kita bersama-sama menjadi perpanjangan tangan Allah dan saluran berkat dari Allah bagi sesama seperti yang diajarkan oleh Yesus..



(Tulisan ini adalah salah satu Tugas Renungan dalam kelas KP3I yang saya ikuti di Paroki St. Vincentius a Paulo, Surabaya)      

       

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar