Laman

Selasa, 03 Mei 2016

Aku Ingin Menjadi Bintang



Malam ini entah mengapa aku ingin mengalami keromantisan. Ingin rasanya hati ini berbincang-bincang dengan Sang Pencipta dalam suasana yang berbeda. Aku ingin berbincang denganNya melalui alam. Malam belum lama mengusir senja. Kulangkahkan kakiku meninggalkan kamar dan berjalan menuju balkon di lantai 2. Udara sejuk segera saja mendinginkan pori-pori kulitku yang sedikit kegerahan. 


Kutengadahkan kepalaku dan pandangan mataku menyapu langit malam. Malam ini langit terlihat sedikit berbeda di mataku. Tampak lebih semarak. Kerlap kerlip bintang nampak menghiasi gelapnya langit meski tak nampak wajah sang rembulan. Semburat cahaya menyapu batas cakrawala. Begitu indah.
Kupandangi bintang satu persatu. Semakin kuperhatikan semakin banyak bintang yang tertangkap oleh indera penglihatanku. Ada yang cahayanya begitu terang. Ada yang tidak seberapa terang. Ada yang redup. Ada yang nampak besar. Ada yang tidak seberapa besar. Ada yang sangat kecil dan hampir tak terlihat sehingga butuh fokus ekstra untuk dapat menemukannya bersembunyi diantara kelamnya langit. Kerlap kerlip cahaya lampu pesawat yang hilir mudik turut menyemarakkan langit malam, semakin menambah keindahan.

Aku begitu terpesona dengan langit di hadapanku malam ini. Kurasakan aku begitu kecil di hadapan semesta. Begitu agung dan dahsyat karya tanganNya. Sambil kuamati bintang gemintang itu, aku pun berbincang denganNya dalam hatiku. Kumohon agar Dia berbicara kepadaku melalui bintang-bintang itu. Ada perasaan berbeda menyeruak keluar dari dalam hatiku. Sukar diungkapkan dengan kata-kata. Ada perasaan haru. Ada perasaan kagum. Ada perasaan tenang. Aku merasa seperti Tuhan ada disana, melebur diantara kelamnya langit dan kerlip bintang. Tak terasa air mata pun  mengalir begitu saja.

Diantara gelapnya langit malam, bintang-bintang itu memancarkan cahayanya. Membawa terang diantara kegelapan. Membuat yang hitam menjadi indah. Baik yang sangat terang, yang kurang terang, maupun yang sangat redup sama-sama berkontribusi menciptakan keindahan. Semuanya saling melengkapi. Jika sebuah bintang bersinar sangat terang namun hanya ada dirinya, tentu akan sepi dan kurang indah. 

Tuhan, aku belum menemukan apa panggilan hidupku di muka bumi ini. Dan seringkali hal itu menggelisahkan hatiku. Seringkali aku bertanya padaMu tapi tak kutemukan jawab itu. Aku terus berlari kian kemari untuk mencari. Seringkali aku merasa lelah dan putus asa. Mungkin butuh waktu sedikit lagi atau butuh penantian yang masih lama lagi untuk mendapatkan jawaban itu. Aku tidak tahu. Tapi malam ini, sembari menunggu saat itu tiba, aku tahu kalau aku bisa menjadi bintang. Ya, aku ingin menjadi bintang. Aku ingin bercahaya diantara kegelapan. Aku ingin memberikan keindahan. 

Tuhan, jadikanlah aku bintang. Meski hanya sebuah bintang semu yang tidak menghasilkan cahayanya sendiri tetapi hanya memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Ya, aku ingin memantulkan cahaya IlahiMu diantara kegelapan dunia ini. Aku ingin memantulkan belas kasihMu kepada sesamaku yang merasakan kegelapan. Hanya Engkaulah bintang nyata itu, sumber cahaya yang sesungguhnya. 

Dunia yang semakin diliputi kegelapan akibat dipenuhi oleh keserakahan, keegoisan, kebencian, kesewenangan, kejahatan, penipuan, penyesatan, pembodohan, dan masih banyak lagi ulah manusia ini akan menjadi lebih terang, semarak dan indah jika semakin banyak manusia yang mau menjadi bintang dengan caranya masing-masing. Memantulkan cahaya kehidupan yang sudah mereka terima secara cuma-cuma dari Sang Pencipta dengan cara mengasihi sesama, berbagi dengan yang membutuhkan, membantu yang lemah dan tak berdaya, menuntun yang tersesat, mengampuni yang bersalah, mengajar yang tidak tahu, menghibur yang sedih, menemani yang kesepian, menguatkan yang putus asa, membawa damai, menegakkan keadilan, dan masih banyak lagi hal-hal baik yang menggambarkan cerminan pribadi Allah sendiri.
 
Tuhan, aku ingin menjadi salah satu bintang di langit kehidupan dengan cara yang sederhana. Meski hanya sebuah bintang kecil diantara banyak bintang besar lainnya karena tidak banyak yang bisa kulakukan; meski cahayaku redup dan timbul tenggelam akibat kelemahan manusiawiku yang seringkali melemahkan pantulan cahaya IlahiMu...namun tetap dapat memberikan keindahan diantara kegelapan.

Ekor mataku menangkap sebuah pergerakan cahaya yang melesat dan menghilang dibalik bangunan bertingkat. Bintang jatuh!!! Meski tidak terlalu percaya dengan mitos terkabulnya sebuah permohonan yang diucapkan saat melihat bintang jatuh, aku tetap memanjatkan sebuah permohonan. Ya setidaknya semoga harapanku menjadi sebuah bintang tadi itu bisa terkabul.

Surabaya, 1 Mei 2016




1 komentar: