Laman

Rabu, 19 Oktober 2011

Roda selalu berputar

Luk 16 : 19 – 31 (Orang kaya dan Lazarus yang miskin)

(19) “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 
(20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 
(21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 
(22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 
(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.


Dalam perenungan saya, perikop tersebut menggambarkan bahwa ada seseorang yang sangat membutuhkan belas kasihan dari orang lain yang seharusnya mampu untuk membantu, akan tetapi ia tidak peka dan tidak peduli terhadap orang tersebut meski orang yang membutuhkannya itu berada sangat dekat dengannya. Ia tidak menyadari bahwa kapan saja keadaan bisa berbalik 180o , roda selalu berputar, ia tidak akan selalu berada diatas dan suatu saat ia pasti membutuhkan belas kasihan orang yang pernah tidak dipedulikannya itu. Saat ia menyadarinya, ternyata semuanya sudah terlambat. 

Saya pernah mengalami hal serupa, meski sedikit berbeda pada akhir ceritanya.

Saya mempunyai 2 orang kakak perempuan dan beberapa tahun lalu kami pernah tinggal sekamar bertiga di kos. Waktu itu saya seringkali bersikap tidak menyenangkan terhadap kedua kakak saya.

Saya ingat, pernah kakak saya yang kedua sedang sakit diare dan muntah2. Waktu itu dia meminta saya untuk membuatkan teh hangat untuknya karena ia tidak sanggup membuat sendiri. Tanpa rasa iba sedikitpun waktu itu saya menolaknya karena sedang asyik cangkruk dengan teman-teman kos. Akhirnya yang membuatkan teh adalah kakak saya yang satu lagi.

Selang beberapa hari kemudian gantian saya mengalami sakit serupa. Tapi kakak saya itu meski belum sembuh benar mau merawat saya. Mau mengepel bekas muntahan saya di lantai kamar dan membuatkan saya oralit serta teh. Bahkan ketika beberapa kali saya harus dirawat di rumah sakit sampai dengan sekarang, dia yang paling sering saya repoti. Dia rela menginap di rumah sakit dan tidur di kursi, rela ijin dari tempat kerja dan mengantar saya ke rumah sakit, setelah pulang kerja masih membesuk saya. Bahkan saat saya butuh pinjaman uang dia selalu siap meminjami saya. Keadaan sungguh berbalik 180 o . Sekarang saya yang membutuhkan belas kasihan kakak saya yang dulu pernah tidak saya pedulikan ketika ia sangat membutuhkan belas kasihan saya.

Saya malu dan menyesal sekali jika teringat perlakuan saya padanya di masa lalu, tapi tidak sedikitpun dia membalas perlakuan saya itu. Waktu itu saya seperti orang kaya dalam perikop diatas, yang tidak peka dan tidak peduli pada orang yang berada begitu dekat dengan saya, yang sangat membutuhkan belas kasihan saya. Sedangkan kakak saya seperti Lazarus yang tidak menuntut banyak dari orang kaya itu, dia hanya mengharapkan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Kakak saya tidak menuntut banyak dari saya, hanya minta dibuatkan segelas teh hangat. Tapi beruntung sekali saya masih belum terlambat menyadarinya. Saat ini saya masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bertobat disaat saya masih hidup. Apa jadinya jika saya mengalami nasib yang sama dengan orang kaya dalam perikop tadi, baru menyesal ketika sudah tidak ada kesempatan untuk bertobat yaitu saat saya sudah meninggal.

Perikop diatas sudah mengingatkan saya bahwa bahwa roda selalu berputar. Saya tidak akan selalu berada diatas dan saat saya berada dibawah saya akan sangat membutuhkan belas kasihan orang lain, termasuk dari orang-orang yang tidak pernah terpikirkan sekalipun. Saya berharap kedepannya saya dapat lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan dapat memperlakukan orang lain-siapapun itu-dengan lebih baik dan manusiawi. Saya juga diingatkan bahwa tidak jauh disekitar saya, masih banyak orang yang sangat membutuhkan uluran kasih dari saya. Bisa keluarga, teman-teman, atau tetangga... 


(Tulisan ini adalah salah satu Tugas Sharing dalam Kelas KP3I yang saya ikuti di Paroki St. Vincentius a Paulo, Surabaya)

1 komentar:

  1. Kamu py kakak yg baik hati Luciele. Beruntung skl km memilikinya :)...seorang kakak sejati.

    BalasHapus